ada yang bilang,
rasa suka datang dari pendengaran,
dan cinta,
datang dari penglihatan,
tapi cintaku,
hadir tanpa harus menatap rupa, tak juga dari pandangan mata,
dan tanpa pernah mendengar lantunan suara, aku telah bisa
menyukainya,
bahkan aku sendiri tak pernah tau,
kapan dan bagaimana semua ini berawal,
tapi yang aku tau,
dia telah berada dalam hatiku,
mengisi satu tempat dalam ruang kalbuku,
mengalir bersama denyut nadiku,
bernafas dengan detak jantungku,
tanpa menyentuh, aku tau betapa lembutnya dia,
tanpa mendekap, aku tau betapa hangat pelukannya,
tanpa menatap, aku tau betapa manis senyumannya,
tanpa mendengar, aku juga tau betapa merdu suaranya,
tanpa tau itu semua,
aku telah tau,
betapa aku mencintainya,
dan ada yang bilang,
jika kau tak ingin menyukai seseorang,
maka cukup dengan menutup telinga,
tapi jangan pernah sekalipun menutup mata untuk bisa membenci orang
yang kau cintai,
karena pada akhirnya, kau hanya akan mendapati air mata yang terus
membasahi matamu dan luka yang akan terus tinggal di hatimu,,
tapi aku tak bisa lakukan semua itu,
saat aku mulai menutup telinga, aku justru dapat mendengarkan setiap
bait puisi yang pernah ia tuliskan untukku, bahkan seakan-akan dia
melantunkannya menjadi nada-nada indah nan syahdu,
dan saat aku ingin membuka mata, aku justru bisa merasakan
kehadirannya dan seolah dia berdiri dihadapanku dan menatap tajam
dengan pandangan yang sendu,
lalu tanpa sadar,
kristal bening itupun mulai jatuh satu per satu,
bersama gerimis yang menghantar perpisahan ini......
0 komentar:
Posting Komentar